Gowa.metro-pendidikan.com. Sebuah momen sakral dan fakta di Dusun Pa’bundukang, Desa Pannyangkalang, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Jum’at (22/11/2024) berlangsung prosesi ijab qobul pasangan pengantin tuna rungu berjalan dengan penuh khidmat dan rasa haru terutama dari keluarga kedua mempelai.
Meskipun pengantin memiliki keterbatasan, prosesi pernikahan yang dipimpin oleh Penghulu Madya KUA Kecamatan Bajeng, H. Muh. Akbar Samad, cukup piawai memandu sekaligus memimpin acara ijab qobul berjalan dengan lancar dan penuh makna.
“Pada prosesi ijab qabul tersebut, kedua mempelai merupakan pasangan tuna rungu, menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi, sementara para saksi dan keluarga yang hadir menggunakan interpreter untuk memastikan kelancaran jalannya acara tersebut”, ujar mantan Kepala KUA Bajeng dan Kepala KUA Somba Opu, Gowa ini.
Berkat pengalaman dan keterampilannya, H Muh Akbar Samad sukses memandu dan membimbing pasangan pengantin dengan penuh ketelatenan dan kedalaman makna.
H Akbar Samad yang juga pernah menjadi Kepala KUA Kecamatan Bontonompo Selatan, Kabupaten Gowa mengatakan, tugas mulia yang ia emban tidak hanya mencerminkan pentingnya sebuah pernikahan, namun juga menunjukkan betapa inklusif-nya masyarakat dalam merayakan kebahagiaan dan menyaksikan peristiwa nikah yang melibatkan pasangan pengantin secara fisik jauh dari kesempurnaan.
“Tanpa adanya hambatan komunikasi bagi mereka yang memiliki keterbatasan pendengaran. Tapi siapa yang menyangka dari segi batin juga mereka adalah bagian dari insan yang sempurna sama dengan kita”, tukas H Akbar Samad.
Masyarakat sekitar dan keluarga pengantin turut mengungkapkan rasa syukur atas kelancaran prosesi pernikahan tersebut. Malah, kedua orang tua pengantin perempuan tampak tak kuasa menahan air mata saat menyaksikan putrinya yang mengakhiri masa gadisnya.
“Meskipun ada perbedaan dalam cara berkomunikasi, kami semua merasa sangat bahagia karena pernikahan ini berlangsung dengan penuh kehangatan dan kebahagiaan,” ujar salah satu kerabat pengantin.
Dengan menggunakan teknologi dan pendekatan yang inklusif, acara pernikahan ini menjadi contoh bagaimana keberagaman, termasuk dalam hal disabilitas, dapat dirayakan dalam sebuah peristiwa besar seperti pernikahan.
Keluarga besar pun berharap agar pasangan pengantin yang baru menikah ini diberikan kebahagiaan dan keberkahan dalam membangun rumah tangga mereka. **ril**
Laporan : Darwis Jamal