Luwu, metro-pendidikan.com. Desa Malenggang, Kecamatan Bua Ponrang (Bupon), Kabupaten Luwu pada tahun Anggaran 2023 ini keciprat Dana Desa (DD) bersumber dari APBN sebesar Rp 400 juta. Dana sebesar itu digunakan untuk tiga item kegiatan yakni BLT (Bantuan Langsung Tunai), Pemeliharaan Rabat Beton Jalan dan Pembuatan Irigasi.
Penetapan penggunaan Dana Desa tersebut, berdasarkan usulan program kegiatan kemudian disepakati melalui Musyawarah Desa (Mudes) Malenggang yang dilaksanakan pada tahun 2022 lalu. Dalam Mudes itu. melibatkan Pemerintah Desa Malenggang, BPD Malenggang, pendamping desa, tokoh masyarakat dan unsur desa lainnya.
Hal ini diungkapkan Ketua BPD Malenggang, Junaedi. Bahkan dia mengaku, Kades Malenggang Rahman Arif pernah menyampaikan kepada dirinya kalau khusus pemeliharaan rabat beton jalan segera dilaksanakan.
“Begitu penyampaian beliau kepada saya, tapi belakangan justru pak desa membangun rabat beton baru di Dusun Mapute dengan anggaran sebesar kurang lebih 93 juta rupiah, seperti itu faktanya, bukan pemeliharaan rabat beton jalan sebagai mana ditetapkan dalam musyawarah desa, “jelas Junaedi kepada Darwis Jamal dari wartawan Metro Pendidikan di Desa Malenggang, Rabu (19/7/2023) lalu.
Meski sebelumnya, tambah Surahman bahwa Sekdes Malenggang, Muis menyampaikan kalau ada perubahan dari kabupaten terkait penggunaan Dana Desa khususnya pembangunan rabat beton baru di Dusun Mapute, Desa Malenggang
“Kalau ada perubahan seperti itu, sebaiknya dimusyawarahkan dulu oleh pemerintah desa bersama anggota BPD setempat. Rupanya Kades Malenggang tidak melakukan hal itu, akibatnya diprotes hingga memicu keributan warga karena tidak menerima kebijakan kepala desa yang dinilai tidak terbuka,” tukas Surahman lalu dibenarkan Ketua dan Sekretaris BPD Malenggang dalam tempat terpisah
Puncak keributan warga terjadi pada Selasa (18/7/2023) di Kantor Desa Malenggang. Situasi itu, tidak berlangsung lama karena ada Bhabinkamtibmas dan Babinsa Malenggang dengan sigap menengarai warga yang melakukan aksi protes terhadap kebiijakan Kades Rahman Arif yang dinilainya tidak teransparan.
Adapun penggunaan untuk BLT dengan jumlah 20 kepala keluarga (peserta mampaat), Junaedi mengaku, tidak ada masalah bahkan dapat berjalan sesuai harapan. Mereka tetap menerima BLT untuk tahap pertama (triwulan) mulai Januari sampai Maret 2023 sebesar Rp 900.000.
Sedangkan proyek pembangunan irigasi baru, Junaedi mengaku, dalam proses pekerjaan sambil menunggu pencairan dana desa tahap berikutnya.
Ketika wartawan MP mencoba menemui Kades Malenggang di rumah pribadinya, kebetulan berdekatan dengan Balai Desa Malenggang untuk dimintai tanggapannya terkait pembangunan rabat beton baru yang memicu protes warga setempat.
“Bapak lagi keluar baru saja ini, ada urusan dan mungkin agak lama pulang ke rumah,” ujar sang istri dari Rahman Arif kepada awak media ini.
Di lapangan tampak papan proyek (bicara) pembangunan Rabat Beton Jalan dan telah selesai dikerjakan melalui swakelola/padat karya tunai. Namun, sebagian warga tetap memprotes kegiatan tersebut karena tidak sesuai harapan masyarakat Desa Malenggang.
Alasan mereka, memperbaiki rabat beton jalan yang sudah mulai rusak jauh lebih penting dibanding membangun rabat beton jalan baru. Dicontohkan, rabat beton jalan sepanjang 340 meter di Dusun Parang Kanang, Desa Malenggang dengan menggunakan Dana Desa Tahun Anggaran 2021. Kini kondisi jalan rabat beton tersebut. mulai terkelupas dan berdebu bercampur dengan pasir. **
Laporan : Darwis Jamal