Jakarta.metro-pendidikan.com. Staf khusus Menteri Agama Bidang Komunikasi Publik H Ismail Cawidu menyampaikan tujuh pesan khusus kepada para Humas Kemenag. Pesan ini disampaikan saat memberikan arahan pada Workshop Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (Kehumasan) di Depok, Jakarta, Selasa (3/12/2024) lalu.
Seperti dikutif dari media Portal Kemenag RI pada Rabu (4/12/2024) acara tersebut dilaksanakan oleh Biro Humas, Data dan Informasi, diikuti 120 pranata humas dan staf kehumasan di lingkungan Kementerian Agama. Hadir selaku moderator, Kepala Biro Humas, Data dan Informasi, Kantor Kementerian Agama Pusat, Akhmad Fauzin.
Pesan pertama yang disampaikan Ismail Cawidu adalah Humas Kementerian Agama harus dekat dengan wartawan. “Hukum-hukum yang berlaku pada seorang pranata humas adalah, pertama, wajib berteman baik dengan wartawan. Itu wajib hukumnya. Jadi di handphone anda itu harus penuh dengan nomor telepon wartawan,” ujar Ismail Cawidu.
Menurutnya, hubungan ini mempermudah humas dalam menyampaikan informasi kepada publik. Ismail lalu mengungkapkan hukum kedua pada seorang pranata humas adalah penguasaan kebijakan institusi.
“Seorang humas itu harus mampu menguasai seluruh kebijakan yang dikeluarkan oleh kantornya. Baik kebijakan pusat maupun kebijakan di kantor wilayah,” jelas Ismail yang juga Anggota Badan Pengurus Pusat (BPP) IKA UIN Alauddin Makassar ini
Ketiga, seorang humas harus selalu siap dengan informasi yang valid dan responsif terhadap pertanyaan. “Tidak boleh bilang ‘saya gak tahu’, gak ada itu, gak boleh. Kalau Anda tidak tahu apa yang ditanyakan, bilang, ‘sebentar ya saya carikan jawabannya. Mungkin saya tanya kepada yang lebih teknis’. Jangan kecewakan wartawan,” tegas Ismail Cawidu.
Hukum keempat, humas harus memiliki jaringan yang luas tanpa memandang latar belakang orang yang diajak bekerja sama. “Hukum kelima adalah seorang humas tidak boleh merasa rendah diri. ‘Wah dia kan pimpinan kantor, dia kan polisi, dia kan saya apalah.’ Nggak bisa. Anda harus membangun jaringan,” ungkapnya.
Hukum keenam adalah humas harus pandai membaca situasi dan menyediakan materi komunikasi yang relevan sesuai kebutuhan. Ismail menyarankan humas untuk memanfaatkan momentum tertentu, seperti menjelang akhir pekan, untuk memastikan informasi institusi tetap terdistribusi dengan baik.
Terakhir, Ismail mengingatkan bahwa seorang humas harus menjalankan tugasnya dengan penuh antusiasme dan semangat. “Kita sebagai humas harus selalu tersenyum dan terlihat bersemangat, Karena humas itu adalah wajahnya kantor”, tandas putra terbaik kelahiran Sulawesi Selatan ini. **
Laporan : Darwis Jamal