Gowa.metro-pendidikan.com. Berkarakter, konstruktif dan totalitas begitu pandangan keberislaman yang disampaikan oleh Dr H Nurman Said, MA pada acara buka puasa bersama dengan tema, “Merengkuh Hikmah Puasa Memperat Silaturahim Sesama Pengurus”, berlangsung di Kampoeng Kuliner Hertasning, Jl Tun Abdul Razak, Gowa, Jumat (21/3/2025).
Buka puasa bersama yang difasilitasi Ketua Umum Badan Pengurus Cabang (BPC) Ikatan Alumni Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar, Dr H Muhammad, MA diawali dengan ceramah oleh H Nurman Said dan sebelumnya dibuka Prof Dr Muhsin Mahfudz yang juga Sekretaris Umum BPC Ikatan Alumni FUF UIN Alauddin Makassar.
Pada pengantar singkat, H Muhammad menyampaikan rasa bangga dan patut bersyukur kepada Allah SWT karena pengurus IKA Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar kembali berkumpul dalam acara buka puasa bersama pada Ramadhan 1446 Hijriyah ini.
“Tradisi silaturahim penting kita bangun terus bersama agar pengurus IKA tetap solid dan semangat dalam merealisasikan sejumlah kegiatan yang disepakati sebelumnya termasuk kunjungan ke Tana Toraja. Kita sudah dikasih ruang oleh Keuskupan Agung Makassar untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di sejumlah lokasi akan dikunjungi di Toraja, ” ujar H Muhammad.
Dia juga mengatakan,, menghadirkan alumni IKA FUF sekelas Nurman Said diharapkan dapat memberikan banyak pembelajaran dan pengalaman dalam upaya peningkatan kualitas alumni.
Apalagi tantangan agama ke depan, sebut Nurman Said, kian berat karena agama hidup berdampingan dengan teknologi. Tak heran, kalau banyak orang muslim yang keluar dari agamanya kemudian masuk atau menganut ke agama lain, begitu pula sebaliknya penganut agama lain masuk ke agama Islam.
Belum lagi, munculnya banyak budaya dan mungkin juga nilai kearifan lokal lainnya yang membawa pesan (narasi) leluhur berupa nilai moral, ada kecenderungan sebagian orang menjadikan sebagai agama baru dengan meninggalkan agama yang lama.
Nurman Said juga memuji sikap tegas yang dianut oleh H Muhammad dalam kapasitasnya sebagai Kepala Kemenag Kabupaten Maros untuk memasang papan nama salah satu Omas dari agama tertentu di Maros dengan alasan persamaan, toleransi beragama dan pelayanan keagamaan yang sama dari pemerintah.
“Kita harus bangga punya alumni seperti halnya H Muhammad yang menjadi pejabat dengan memiliki karakter ke-ushuluddin-an dapat menjunjung nilai kebersamaan sebagai salah satu landasan etis, prilaku dan sikap hampir semua agama,” ujar Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri & Kerjasama Internasional MUI Sulsel.
Dalam perspektif Islam, menempatkan nilai etika dan moral sebagai bagian dari ajaran akhlak. Bahkan, Nurman Said menyebutkan, akhlak adalah buah dari semua ibadah wajib seperti syahadatain, shalat, puasa, zakat dan haji termasuk iman. “Cerminan seseorang yang iman, shalat dan puasanya sudah. benar misalnya, itu dapat dilihat dari sikap atau prilaku seorang tersebut apakah baik atau buruk, berarti lagi muaranya adalah akhlak,” ucap Nurman Said.
Bukankah Allah SWT. mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai rasul dan nabi bertujuan untuk menyempurnakan akhlak umat manusia. Dalam ayat lain dalam Al Quran disebutkan Bukankah Rasulullah SAW memiliki akhlak yang Agung? Bahkan, Nabi SAW adalah personifikasi Al Qur’an dan Nabi SAW adalah Al-Qur’an yang berjalan serta seluruh prilaku beliau memesonakan.
Melukiskan akhlak Rasulullah SAW dengan seluruh isi al-Quran bukanlah perkara mudah. Itu juga yang mendasari pengamatan Nurman Said dihampir semua negara Islam termasuk Indonesia, umat Islam tidak bekerja sempurna karena tidak menunjukkan keseluruhan akhlak mulia sebagai hasil (buah) dari semua ibadah yang mereka lakukan, wadahnya ada dalam Rukun Islam maupun Rukun Iman.
Sisi lemah keberislaman itu, menurut Nurman Said, tidak boleh terjadi dalam kehidupan ibadah seperti shalat dan puasa serta iman.Termasuk kehidupan sosial, kemasyarakatan dan bernegara. Karena itu, akhlak mulia harus menjadi panglima sekaligus nur (cahaya) untuk memberi rasa cinta, hidup damai, kasih sayang, berlaku jujur dan peduli kepada sesama manusia.
“Kesucian (fitrah) manusia yang sesungguhnya inilah yang harus direbut kembali melalui berpuasa di bulan Ramadhan setelah berjuang melawan hawa nafsu syaitan (prilaku buruk). Begitu keluar dari bulan ramadhan, maka muncullah keindahan akhlak mulia yang merefleksi dalam pikiran dan perbuatan,” demikian Nurman Said menutup ceramahnya sambil memimpin doa jelang buka puasa.
Hadir dalam acara buka puasa bersama tersebut, selain Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar Prof Dr Muhaemin Latif, M.Th.I, M.Ed beserta nyonya, juga hadir dewan pakar IKA FUF antara lain Prof Dr Muhammad Saleh Tajuddin, MA, Prof Dr HM Natsir Siola, MA dan Drs H Wahid Hasyim Lukman, M.Si yang juga mantan Ketua Umum BPC IKA UIN Alauddin) periode lalu.
Dari dewan pengurus, antara lain Andi Muhammad Ali Amiruddin, S.Ag, MA (Ketua Ii), Prof Dr Hj Darmawati Hanafi, S.Ag, M.H.I (Bendahara Umum), Hj Nuridah Yusuf, S.Ag (Wakil Bendahara I), Sitti Syakirah Abu Nawas, M.Th.I (Wakil Bendahara II) dan sejumlah anggota divisi lainnya. **
Laporan : Darwis Jamal