Jeneponto.metro-pendidikan.com. Memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-96, Pj Bupati Jeneponto Junaedi Bakri menegaskan komitmennya dalam menuntaskan permasalahan buta aksara di daerah ini. Bahkan, harapan dia pentingnya keterlibatan semua pihak melalui kolaborasi bersama terutama masih banyaknya anak di jenjang sekolah tinggi yang masih belum mampu membaca dan menulis dengan baik.
“Momentum Sumpah Pemuda ini menjadi spirit penyemangat untuk memantapkan kolaborasi, mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Namun, untuk mencapai tujuan ini, dibutuhkan kerja sama lintas sektor, karena permasalahan buta aksara bukan hanya tanggung jawab pemerintah tetapi juga seluruh elemen masyarakat, termasuk pihak sekolah, organisasi kepemudaan, komunitas pendidikan, dan orang tua,” tandas Pj Bupati Junaedi Bakri.
Ia menambahkan bahwa angka buta aksara yang masih ditemukan pada kalangan remaja dan anak-anak usia sekolah tinggi menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih intensif, dengan melibatkan pendidik, komunitas literasi, dan relawan dari kalangan pemuda.
Hal ini mencakup penyelenggaraan kelas-kelas literasi, pembinaan kemampuan membaca dan menulis yang lebih kreatif dan menarik bagi siswa, hingga penguatan literasi digital yang sejalan dengan kebutuhan generasi muda saat ini.
Menurut Junaedi Bakri, penanganan buta aksara di Kabupaten Jeneponto terutama bagi generasi muda diharapkan menciptakan solusi berkelanjutan melalui penyediaan akses buku dan sumber belajar, pengembangan aplikasi pendidikan, serta dukungan dari para pemangku kepentingan di bidang pendidikan.
Melalui spirit dan semangat Sumpah Pemuda, lanjut Junaedi, akan menjadi penggerak bagi para pemuda Jeneponto untuk mengambil peran aktif dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa.
Pemerintah Kabupaten Jeneponto optimis bahwa dengan kolaborasi bersama dan dukungan seluruh elemen masyarakat, target penuntasan buta aksara akan tercapai. Sehingga dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing di masa depan.**hms**
Laporan : Awal Adryan