Luwu Utara, metro-pendidikan.com — Keberadaan penambangan emas secara ilegal di Kecamatan Rampi masih menjadi polemik ditengah masyarakat Rampi.
Pejabat pelaksana Tokei’ ( Pimpinan Adat Rampi) John Senimin mengatakan bahwa korban yang meninggal dunia di lokasi tambang bukanlah warga Rampi.
“Korban bukan warga Rampi, melainkan warga dari Bada Sulawesi tengah,” Kata John Senimin, saat dikonfirmasi via telepon, Senin (08/05/2023).
Ia juga menyebutkan kegiatan menambang atau mendulang emas adalah salah satu sumber penghidupan bagi masyarakat Rampi.
“Memang kegiatan menambang yang dilakukan oleh warga saat ini salah, akan tetapi jika tidak dilakukan maka warga kehilangan pendapatan,” jelasnya.
“Menambang salah, tidak menambang juga salah,karena dengan menambang atau mendulang emas warga bisa menyekolahkan anak-anaknya,” Lanjut John Senimin.
Selain itu, John Senimin menyebutkan jika kegiatan mendulang emas sudah menjadi kegiatan turun temurun yang dilakukan warga Rampi.
“Nenek moyang kami dulu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, itu mencari biji emas dengan cara mendulang menggunakan alat seadanya,” Terang John Senimin.
Untuk itu, John Senimin berharap pemerintah bisa hadir dan memberikan solusi bagi masyarakat Rampi.
“Jika memang ada jalan dan dibenarkan dalam sebuah aturan atau undang-undang, masyarakat bisa diberikan legitimasi untuk melakukan penambangan seperti tambang rakyat,” Ucap John Senimin.
John Senimin juga menyinggung aksi demontrasi yang dilakukan mahasiswa Rampi beberapa waktu lalu, yang dianggapnya tidak seharusnya mereka (mahasiswa Rampi) lakukan.
“Harusnya mahasiswa ini duduk bersama dengan masyarakat Rampi untuk bersama-sama mencari solusi atas persoalan yang terjadi di Rampi,” Tutur John Senimin.
“Sekarang ini, masyarakat di Rampi banyak yang tidak setuju dengan aksi demontrasi yang dilakukan mahasiswa,” Lanjut John Senimin. ** Yosias**