MAKASSAR – metro-pendidikan.com – Kabupaten Soppeng sejatinya merupakan daerah sentra pertanaman padi. Namun berdasarkan kajian dan sejumlah hasil penelitian, dari lahan pertanian Soppeng memiliki potensi yang dapat menggenjot pengembangan sektor usaha peternakan sapi di daerah ini.
Hal tersebut diungkapkan mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Soppeng periode 2012 – 2017, Ir.H. Sugirman Djaropi, MS saat berjumpa dan berbincang dengan media ini kemarin di kota Makassar.
Pak Sugi, demikian panggilan akrab kerabatnya terhadap Sugirman Djaropi yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Perikanan (2004 – 2008) kemudian menjadi Kadis Peternakan dan Perikanan kabupaten Soppeng (2008 – 2012), sudah pernah membuktikan memanfaatkan potensi Soppeng sebagai sentra tanaman padi juga dapat menjadi sentra peternakan sapi dengan dukungan memanfaatkan jerami padi, jerami jagung serta jerami kedele daerah ini diolah menjadi pakan ternak.
Kala memulai hal itu tahun 2008, kenang Sugi, kondisi populasi peternakan sapi di kabupaten Soppeng hanya berkisar berbilang 23.000-an ekor saja.
Hasil kajian dan penelitian pun menyodorkan data potensi jerami di kabupaten Soppeng jika diolah dapat memenuhi kebutuhan pakan hingga 100.000 ekor sapi.
“Ketersediaan pakan adalah salah satu komponen menentukan keberhasilan pengembangan usaha peternakan. Dari total biaya modal usaha peternakan itu sekitar 60 persen adalah untuk ongkos ketersediaan pakan ternak,” jelas Sugi.
Dengan latar pemikiran seperti itu, maka diupayakan untuk mengolah jerami yang ada dari lahan pertanian Soppeng menjadi pakan ternak. Sebelumnya, jerami-jerami pascapanen lebih banyak dimusnahkan dengan cara dibakar.
Menariknya, menurut Sugi, setelah pihak Dinas Tanaman Pangan dan Perikanan kabupaten Soppeng mengenalkan cara pengolahan jerami menjadi pakan ternak, banyak sekali petani di Soppeng justeru tertarik beternak sapi.
Problem yang muncul kemudian, jelas Sugi, kabupaten Soppeng tidak memiliki lahan berupa hamparan luas idealnya untuk pengembangan usaha peternakan, lahan yang ada semua berupa lahan pertanian, lokasinya terpencar berserak dalam ukuran kecil-kecil. Pemikiran baru pun muncul, mengantisipasi animo besar petani untuk mengembangkan usaha peternakan sapi, dibuatlah sistem Kandang Lepas.
“Caranya, saat musim tanam padi hingga masa panen padi, ternak sapi harus dikandangkan. Dalam kurun 3 bulan setelah panen saat lahan persawahan belum ditanami barulah ternak sapi dapat dilepas, dan petani sepakat dengan cara seperti itu,” cerita Sugi.
Alhasil, dari pengaturan sederhana seperti itu dalam kurun 10 tahun kemudian populasi ternak sapi di kabupaten Soppeng dapat tergenjot meningkat lebih 100 persen, dan Soppeng pun kemudian dapat masuk daftar 11 daerah penghasil ternak sapi potong di provinsi Sulsel dengan populasi melebihi 50.000 ribu ekor.
Menurut Sugi yang alumni Fakultas Peternakan Unhas, 1981, dan menyelesaikan program master, Strata Dua (S2) di Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 1989, masih banyak potensi Soppeng dalam posisi sebagai daerah sentra pertanaman padi yang dapat diolahkembangkan untuk menambah inkam petani selain dari hasil tanaman padinya, seperti pengembangan perikanan air tawar serta pengembangan penyediaan benih-benih tanaman pertanian yang berkualitas dalam semua subsektornya.
“Usaha-usaha seperti itu membutuhkan pengembangan pemikiran, inovasi, serta konsistensi dalam pengembangannya menggunakan teknologi informasi sesuai kemajuan jaman saat ini,” katanya.
Itulah sebabnya, menurut Sugi, selepas betugas sebagai tenaga Widyaiswara di kantor Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BPSDM) provinsi Sulsel tahun 2022, setelah bertugas sebagai tenaga Widyaiswara Ahli Utama sejak tahun 2017, dia kini memutuskan untuk melanjutkan pengabdian ke lembaga legislatif, DPRD tempatnya wakil rakyat agar dapat terus memberikan kontribusi tenaga serta pemikiran dalam mendorong kemajuan daerah terutama terus membantu meningkatkan pendapatan rakyat yang mayoritas petani di kabupaten Soppeng.
Saat ini Sugirman Djaropi mengaku sudah siap diri menjadi Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) periode 2024 -2029 melalui Partai Golkar di Daerah Pemilihan (Dapil) IV (Kecamatan Liliriaja dan Kecamatan Citta) kabupaten Soppeng.
“Manusia terbaik adalah mereka yang selalu tak henti untuk berbuat kebaikan, bermanfaat kepada banyak orang. Saya ingin menjadi manusia seperti itu, semoga Allah subhana wataala mengabulkan cita-cita tersebut,” tandas Sugirman Djaropi dengan mata berbinar. Aamiin.(aji)